Sikka, 8 Juli 2025 – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada awal pekan ini mengakibatkan evakuasi massal terhadap mahasiswa Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere yang sedang menjalani program KKN. Letusan besar tersebut mengganggu aktivitas masyarakat di Kecamatan Talibura dan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Tercatat sebanyak 171 mahasiswa harus dievakuasi karena lokasi tempat mereka mengabdi berada dalam zona terdampak letusan. Evakuasi dilakukan secara mandiri dan dibantu oleh sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sikka.
Sebuah video amatir yang beredar luas memperlihatkan situasi panik ketika para mahasiswa berlarian di tengah guyuran hujan abu dan pasir. Kondisi sekitar terlihat seperti diselimuti kabut tebal, menandakan intensitas tinggi material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Lewotobi.
Rektor Unipa Maumere, Yonas Klemens Gregorius, mengungkapkan bahwa pihak kampus telah menjalin koordinasi dengan yayasan dan lembaga internal untuk memastikan keselamatan para mahasiswa. Ia juga menambahkan bahwa seluruh mahasiswa yang dievakuasi berasal dari lima desa di Kecamatan Talibura, yaitu Hikong, Timu Tawa, Ojang, Udek Dueng, dan Bogantar.
Saat ini, status Gunung Lewotobi telah dinaikkan ke Level IV atau “Awas”, level tertinggi dalam sistem peringatan dini gunung api. Otoritas terkait mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dari pusat erupsi serta radius sektoral 7 km di arah barat daya hingga timur laut.
Erupsi Gunung Lewotobi menjadi salah satu bencana alam yang menunjukkan betapa pentingnya kesigapan seluruh pihak, terutama dalam menjamin keselamatan warga maupun peserta kegiatan lapangan seperti KKN. Para mahasiswa kini telah berada di tempat aman, dan situasi terus dipantau oleh tim tanggap bencana. (Redaksi)
