Bali, 31 Juli 2025 – PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) terus menunjukkan keseriusannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program Kopi Langit Kintamani. Tak hanya fokus pada pemberdayaan petani, Askrindo juga mendorong peningkatan akses pasar kopi lokal ke skala nasional bahkan global sebagai bagian dari strategi berkelanjutan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Askrindo telah membina petani kopi sejak 2022 di Desa Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Pengukuran Social Return on Investment (SROI) pun dilakukan pada Juli 2025 untuk mengevaluasi sejauh mana program ini berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran, menegaskan bahwa dukungan yang diberikan tidak hanya berhenti pada pelatihan teknis, tetapi juga pada penguatan posisi petani dalam rantai pasok dan pasar kopi.
“Pemberdayaan Masyarakat di wilayah Kintamani, Bali, berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang berkelanjutan. Selain itu kemandirian ekonomi serta peningkatan kualitas hidup juga menjadi tujuan utama pada program pemberdayaan Kopi Langit Bali ini. Diharapkan, pemberdayaan Masyarakat seperti ini, bisa kita terapkan juga di wilayah-wilayah yang provinsi lain sehingga program yang ada semakin bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Fankar.
Askrindo turut membangun jejaring pasar dan membuka peluang ekspor bagi kopi Kintamani, yang memiliki cita rasa khas dan potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. Pendampingan dalam hal pemasaran dan sertifikasi kualitas juga diberikan sebagai langkah strategis.
Selain aspek ekonomi, perusahaan juga memperhatikan aspek perlindungan sosial dengan mengedukasi masyarakat terkait pentingnya memiliki asuransi, seperti asuransi kebakaran dan kecelakaan, guna melindungi keberlangsungan usaha mereka.
“Kami percaya bahwa keberhasilan sebuah program tidak hanya diukur dari output atau capaian fisik, tetapi dari perubahan atau outcome dan dampak yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Pengukuran SROI ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan bahwa setiap langkah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan benar-benar berorientasi pada penciptaan dampak yang terarah dan terukur,” tambah Fankar.
Dengan meningkatnya daya saing dan kapasitas petani, diharapkan kopi Kintamani mampu menembus pasar global secara berkelanjutan, sekaligus mengangkat perekonomian lokal ke tingkat yang lebih tinggi. (Redaksi)
