Jakarta – Pergerakan nasional merupakan periode saat bangsa Indonesia tengah menyusun persiapannya mencapai kemerdekaan.
Fase ini dapat dikenali dengan kecenderungan perjuangan Indonesia di wilayah Hindia Belanda yang mulai bervisi nasional.
Periode pergerakan nasional juga menjadi salah satu babak awal dari perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaan.
Latar belakang lahirnya pergerakan nasional
Latar belakang lahirnya pergerakan nasional disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini adalah rincian faktor internal dan faktor eksternal yang menjadi latar belakang lahirnya pergerakan nasional
Faktor internal
- Kondisi sosial-ekonomi yang buruk pada awal abad ke-20 memicu penderitaan rakyat bumiputera.
- Perasaan senasib hidup dalam masa penjajahan membuat rakyat punya alasan untuk bersatu melawan musuh bersama, yaitu kolonialisme.
- Kemunculan kalangan terdidik bumiputera yang mengenyam pendidikan Eropa, seperti STOVIA, memantik kesadaran akan kondisi tanah air.
- Penggunaan media cetak merangsang sebagian kalangan bumiputera untuk turut menyebarkan gagasan dan berita tentang keadaan masyarakat.
Faktor ekstenal
- Lahirnya faham-faham baru, seperti liberalisme, komunisme, Islamisme, humanisme, nasionalisme, setelah rangkaian peristiwa dunia seperti kemerdekaan Indonesia 1774-1783 dan revolusi Perancis 1789.
- Kebijakan Politik Etis dari pemerintah kolonial Belanda pada 1902 melahirkan kepedulian antarsesama di antara pejabat dan tokoh-tokoh Belanda.
- Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 secara perlahan membangkitkan kepercayaan diri bangsa Asia-Afrika untuk dapat melawan bangsa Eropa.
- Gerakan Pan-Islamisme yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin Al-Afgani memantik umat Islam di seluruh dunia tergerak untuk menyatukan kekuatan.
Periodesasi pergerakan nasional
Untuk kebutuhan memudahkan pemahaman sejarah perjalanan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan, terdapat periodesasi atau pembabakan sejarah pergerakan nasional.
Sifat periodesasi ini tidak mutlak. Periodesasi ini dibuat berdasarkan corak perjuangan Indonesia. Periodesasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan.
Berikut ini adalah periode Pergerakan Nasional
Mencapai kemerdekaan (1900-1945)
Upaya untuk mencapai kemerdekaan diawali dengan sejumlah momen yang memantik adanya kesadaran nasional. Salah satu pemantik kesadaran nasional itu adalah kisah RA Kartini yang memiliki gagasan untuk meningkatkan derajat perempuan.
Selain itu, pada awal abad ke-20, lahir pula organisasi-organisasi pergerakan seperti Budi Utomo, SI, Indische Partij, ISDV, yang menampung ide-ide akan persatuan, meski masih terbatas berdasarkan kesukuan dan kelompok.
Periode pergerakan nasional pada 1920-an hingga 1930-an ditandai dengan perubahan corak perjuangan Indonesia, yaitu nonkooperatf dan kooperatif. Nonkooperasi ditandai dengan pemberontakan PKI pada 1926-1927.
Pemberontakan PKI memicu pemerintah kolonial bertindak keras, sehingga memengaruhi iklim pergerakan nasional yang cenderung kooperatif. Kendati begitu, muncul partai-partai baru seperti PNI, Partindo, hingga Gerindo pada 1930-an.
Mempertahankan kemerdekaan (1945-1950)
Periode pergerakan nasional selanjutnya adalah saat Indonesia berhasil memproklamasikan diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945. Selama periode ini, perjuangan Indonesia diarahkan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Apalagi, pihak Belanda dan Sekutu yang datang ke Indonesia usai Perang Dunia II berpotensi mengembalikan kolonialisme. Tak ayal, perjuangan fisik pun dilakukan, seiring dengan adanya perjuangan di bidang diplomasi.
Puncaknya, Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada 2 November 1949. Terhitung pada 27 Desember 1949, Belanda secara resmi juga melakukan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia.(Redaksi)
