Bali, 31 Juli 2025 – PT Askrindo tidak hanya menyalurkan bantuan sosial melalui program TJSL, tapi juga menghadirkan strategi pemberdayaan ekonomi berbasis penguatan komunitas, seperti yang dilakukan melalui program Kopi Langit Kintamani. Program ini menjadi langkah konkret Askrindo dalam membangun kemandirian masyarakat desa.

Melalui pengukuran Social Return on Investment (SROI) yang dilakukan pada Juli 2025, Askrindo menilai sejauh mana program ini mampu menciptakan perubahan berkelanjutan bagi petani kopi dan komunitas lokal di Kabupaten Bangli.

Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran, menegaskan pentingnya pendekatan berbasis dampak dalam setiap program sosial. “Kami percaya bahwa keberhasilan sebuah program tidak hanya diukur dari output atau capaian fisik, tetapi dari perubahan atau outcome dan dampak yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat,” jelasnya.

Program ini tidak hanya memberi pelatihan teknis kepada petani, namun juga membangun jejaring ekonomi lokal yang melibatkan rantai pasok, kelembagaan petani, serta edukasi asuransi demi keberlanjutan usaha.

Fankar menekankan bahwa program seperti ini bisa diterapkan di berbagai wilayah Indonesia. “Diharapkan, pemberdayaan Masyarakat seperti ini, bisa kita terapkan juga di wilayah-wilayah yang provinsi lain sehingga program yang ada semakin bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Sebagai bagian dari pendekatan ESG, Askrindo memastikan bahwa seluruh inisiatif TJSL yang dijalankan benar-benar menyentuh aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

Kegiatan pengukuran SROI ini juga membuka peluang bagi peningkatan efektivitas program, dengan data dan bukti dampak yang dapat menjadi dasar perencanaan program ke depan.

Dengan strategi yang tidak hanya menyentuh permukaan, Askrindo menunjukkan bahwa TJSL bisa menjadi motor pembangunan desa yang tangguh dan mandiri. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *